Rabu, 04 Mei 2022

Kisah Sempurna - Mahalini

Hellow Everyone! back again with me. lol

Aku lagi esmoni tingkat dewa, ya gak lain karena kelakuan orang yang disebabkan oleh kelakuan aku, a.k.a ya salahku dewe cari penyakit. wkwk

Eniwei, daripada marah-marah di twitter padahal isinya mutual jaman sekolah, jadi mari kita lampiaskan saja disini (kita, ghuwe dan ghuwe sendiri).

Lately, lagi suka ajah sama Mahalini, bikos dia cantik banget dan lagu-lagunya bagus, terus gemess sama A Iky (akrabb). So daripada aku ngerant, TBL sama jejak digital mari nyanyi aja lagu terbaru Lini yang berjudul Kisah Sempurna.


Tenggelam

Jiwaku dalam angan

Tersesat hilang dan tak tahu arah

Ku terjebak masalalu yang kelam

Tak kulihat lagi cahaya cinta

Dan kamu hadir coba bawa bahagia

Ketika ku masih mati rasa

Karena...

Dia yang pertama membuatku cinta

Dia juga yang pertama membuatku kecewa

Kamu yang pertama

Menyembuhkan luka

Tak ingin lagi kumengulang keliru akan cinta

Jadi kisah yang sempurna


Tenggelam

Jiwaku dalam angan

Tak kulihat lagi cahaya cinta


Dan kamu hadir coba bawa bahagia

Ketika ku masih mati rasa

Karena...


Dia yang pertama membuatku cinta

Dia juga yang pertama

Membuatku kecewa

Kamu yang pertama

Menyembuhkan uka

Tak ingin lagi ku mengulang keliru akan cinta

Jadi kisah yang sempurna


Tuhan

Yakinkan cinta ini

Hati yang terkunci terbuka kembali


Dia yang pertama membuatku cinta

Dia juga yang pertama membuatku kecewa

Kamu yang pertama menyembuhkan luka

Tak ingin lagi ku mengulang keliru akan cinta


Dia yang pertama membuatku cinta

(Dia juga pertama membuatku kecewa)

Dia yang pertama

(Kamu yang sembuhkan luka)

Tak ingin lagi ku mengulang

Kamu untuk selamanya


((tepuk tangan))


Btw, makin banyak ketemu manusia dan kudu berhadapan sama konflik, jadi lebih ngerti kalo hal apapun baiknya dibicarain, ngobrol pokokmen ojo mutusi, lebih lebih baik kalo ketemu langsung. Jangan mutusi lah pokokmen, kudu nurunin ego sama-sama, bikos aku ga suka sama bad closure sih wkwk. Gamau berkonflik dan mengkewer-kewer case sampe nanti mbuh kapan, yang udah-udah bakal bikin capek kalo keingetan. Ya walopun ada juga sih yang hamba ikhlaskan, dan ga sengaja kelupa.

Sip Mantap.

Minggu, 28 Oktober 2018

Lirik Lagu "Untuk Gita" - Paul Andre

Hello There!
Akhirnya kepengenan nulis lagi di blog terwujud juga.  Niatnya sih udah berbulan-bulan lalu, tapi kok buat ngetik alamat blogger.com rasanya berat banget padahal sering ngadep laptop. Terus hari ini terwujud karena ketrigger "Hari Blogger Nasional", kaya yang "okelah hari ini saat yang tepat" *yaelah plis*.

Tapi berhubuuuung mager cari-cari foto buat dimasukin ke postingan Ke Jakarta dan masih bingung mau nulis apa, yaudahlah nulis aja, yang gampil dan udah diluar kepala. Dan karena sebelumnya nulis Lirik Lagu "Seandainya" - Paul dan Gita  trafiknya bikin seneng :p *The Power of Gitasav*.

Selamat bernyanyi!

Lirik lagu "Untuk Gita - Paulus Andreas Partohap"


[1]
Di hari jadimu inginku katakan
Bahwa ku sangat merindukanmu
Doaku selalu terutuju padamu
Kuharap kau bahagia selalu

[2]
Semoga kau ada
Dalam lindungannya
Rizki dan berkahnya
Jadi karunia untukmu
Senantiasa

[3]
Oh Tuhan jaga dia
Kabulkan doaku dan semua harapannya
Langit tak slalu biru
Namun ku akan ada disisimu
Sahabatku kau teman hidupku

*Repeat [1], [2], [3]*

Ooh
Tuhan jaga dia
Kabulkan doaku dan semua harapannya

Langit tak slalu biru
Namun ku akan ada disisimu
Sahabatku
Kau teman hidupku...
Sahabatku
Kau teman hidupku...

Sabtu, 27 Oktober 2018

Knock Knock..

Well since it's a National Blogger Day. Hello There!

See u on my next chapter. Soon!

Senin, 02 Oktober 2017

Ke Jakarta

Hallo universe!
Akhirnya setelah merasakan galau sejak bulan Juni, September kemarin aku memutuskan untuk bertemu dengan salahsatu teman mayaku *temen banget nih(?) hahaha* :D
Kegalauanku bukan tanpa sebab, mulai dari tiket kereta yang kelewat mahal, penginapan yang terlalu jauh dari lokasi ketemuan, sampe di last minute aku khawatir sama keamanan di transportasi umum. separno itu.

Aku sudah berusaha memikirkan segala sesuatunya sejak 2 minggu sebelum keberangkatan, tadinya aku mau berangkat tanggal 1 karena acara dilaksanakan tanggal 3, akan tetapi karena ternyata pembelian tiket dilakukan tanggal 31 dan langsung soldout dihari itu juga, maka aku mengundurkan jadwal keberangkatan. Drama untuk dapet tiket acara juga terjadi, aku sudah berusaha menghubungi teman-temanku yang berdomisili di jakarta, mulai dari yang kenal personal hingga minta bantuan sama yang belum pernah ngobrol - in a way ngobrol online ya-.

Kamis (7/9) pagi aku buka hp, dan wasap -seperti biasa- rame banget, tapi tumben ada 2 panggilan tak terjawab. Resti dan Ardiyan ternyata.. Aku kebingungan ini tumben banget pada sampe telfon, udah parno aku lagi dicariin sama dosen -fiks kepedean bgt-, maklum ya mahasiswa semseter akhir jadi was-wasnya ya gini berkaitan sama skripsi dan dosen. Ternyata ada berita duka dari temen kami, bapaknya baru berpulang, dan aku diajakin untuk ngelayat, siap-siaplah aku. Setengah jam kemudian aku ke  kampus untuk kemudian cus ke Magelang.
Karena anaknya mupeng banget diajakin dolan, selepas layat aku main dulu, sampe kosan maghrib dan belum packing, untungnya udah sempat beli tiket kereta. Jam 9 malem aku baru mulai  membeli barang-barang yang perlu dibawa dan melanjutkan menata tas.

Hari pertama: Tawang Jaya
Paginya aku bangun jam 5 dan mengecek lagi kelengkapan barang, kemudian aku chat dan telfon temenku.. beberapa kali, ngga diangkat. mungkin belum bangun, pikirku. Jam 6 kurang dia baru membalas, kemudian aku bersiap-siap, dan sampai di Terminal Jombor jam setengah 7, beruntungnya karena ada bis ke Semarang yang sedang ngetem. Aku naik Ramayana, turun didepan UIN Semarang 4 jam kemudian. Lalu dilanjutkan ke Stasiun Poncol naik gojek. Suerr ya semarang panas banget, jalan yang aku lewati juga sedikit pohonnya dan malah kutemukan selokan berukuran besar yang airnya mandeg, keruh dan berbusa. Udaranya pun terasa berdebu. (aku bersyukur tidak tinggal disini mau selegam apa jadinya kalau aku disini hahaha). Sesampainya di stasiun aku galau mau mencari kamar mandi lebih dahulu atau cetak tiket. Jadilah mondar mandir sambil  membawa 2 tas yang kugendong didepan dan belakangku ditambah 1 totebag berisi bekal.

Jam 12 kurang aku sudah check in dan masuk ke bagian dalam stasiun, ku charge hp buka bekal, lalu makan sambil membaca novel. Kulihat sekeliling kok sepi banget, ternyata pintu check in ditutup. Setelah menunggu setengah jam kereta datang dan aku bergegas masuk dan mendapati seorang ibu dan 1 keluarga kecil yang duduk bersamaku. Mereka saling mengenal dan sedang mengobrol santai, berselfie ria. Aku berkutat dengan hape, entah apa yang sedang aku tonton, daripada melamun kan. Singkat cerita pukul setengah 9 malam aku sampai di Stasiun Pasar Senen setelah 7 jam bergumul dengan orang-orang didalam kereta dengan segala keramahannya (paham kan kalo naik kereta tuh pasti ada saja obrolan walaupun baru saling kenal, apalagi orangtua yang suka menceritakan anaknya atau apapun itu, senang rasanya).

Kemudian aku beli tiket krl dan bergegas ke peron karena jadwalnya sudah mepet. Stasiun demi stasiun terlewati, beruntungnya karena aku dapat gerbong khusus wanita dan penumpangnya tidak banyak -keparnoan hilang-. Nah sampailah aku di St. Tanah Abang dan aku mencoba mengikuti arus, eh ternyata ngga harus bayar lagi kita bisa langsung cus ke kereta selanjutnya. Kereta kali ini cukup sesak, dan akupun tidak mendapat tempat duduk, mulai cemas sama keadaan. ya namanya newbie, baru sekali ke Jakarta sendiri, kenal kota ini dari berita dan sosmed, sering ada kasus pelecehan juga di transportasi umum. Kuncinya sik berlagak seperti orang lokal, mukanya jangan kaya orang bingung ehh tapi di kereta pertama aku merasa kikuk, seperti ada yang salah dengan kelakuanku haha. oksip, norak dikit wajarlah.

Dan sampailah aku di Pondok Ranji, lanjut naik gojek ke kosan Tias, sampe sekitar setengah 11. lanjut makan mandi dan tidurrrrr

*buseeet baru hari pertama udah sepanjang ini, kek mau bikin novel ajah*

Hari kedua: Matraman
Mau ceritain ini tapi kezel sik karena aku sampai di venue acara udah telat ditambah abis ketemuan sama matahari... beh makin gosong, keringetan, bau asep dan otomatis bete *siapa juga yang ngga bete, yakan*
Telatnya juga karena aku sendiri, mupeng liat acara di kampus temen aku haha. Jadi inget dulu pengen banget masuk sekolah yang satu ini. ok bye, sebel sendiri.
Sampai di acaranyapun aku gak konsen sama talkshownya, pertama karena aku dapet tempat dibelakang pojok, kedua mayoritas pertanyaan yang ditujukan tuh intinya tutorial yang.... eng sebenernya narasumber gak suka ngga sih? Kak Gimana cara... Kak Gimana cara... wkwk
Jadilah aku malah ngobrol sama Fitri (teman GF), foto2, bikin snapgram. Dan sampailah diacara terakhir, foto-foto! EH dibikin kesel lagi karena gak bisa foto berdua!!!! IH
Untung sekali punya temen yang mau berkorban, harusnya doi foto sendiri dan aku rusuhin wkwk. Makasih Ojan!
Udah gitu doang... iya gitu aja, trus bye.. boro-boro ngobrol dikit, mau minta salaman aja diomong "eh ngapain salam-salaman, kaya lebaran aja" bete gak sih? Gak tau apa ini tuh pada ngefans, ya pengenlah sekali-keli deketan gini. hahaha
Nih kan ceritainnya emosi bgt.. padahal salah sendiri.. coba datengnya gasik mungkin bisa duduk didepan, mungkin bisa ngobrol dikit, mungkin bisa mungkin bisa ngelive, mungkin kepikiran bikin video buat temen-temen jogja. hufff

Beruntungnya waktu pulang aku ngebarengin anak-anak Jakarta yang ternyata ada salahsatu yang janjian mau ketemu sama Tante Ratna. Alhamdulillah ketemu dan ikut nimbrung ngobrol. Seneng deh, Makasih Annisa Mauliana!
Baliknya aku bareng Putri, Kiki dan satu lagi lupa namanya (maaf mbak), naik TJ dan turun di St. Manggarai. Kemudian kita pisah, aku sama Putri naik yg ke arah Tanah Abang


Hari ketiga: Monas dan Istiqlal

Beruntung, lagi lagi beruntung karena ada temen GF yang bisa nemenin main, meskipun kesiangan jadi gak bisa ke banyak tempat, gak bisa makan halal guys karena akunya lelet, dan sempet salah kereta karena... bentar-bentar aku cerita main-mainnya dulu.
berangkat ke Kota Jam 10an, terus sampe sana udah jam 11, udah didepan istiqlal nih eh karena mau makan jadi kita ke monas, abis makan trus sholat trus barulah tawaf di monas, rasanya? panas panas semilir. Engga masuk ke museumnya karena kita ngejar waktu jadilah cukup berfoto-foom terus kita balik ke istiqlal, foto-foto lagi, sholat ashar, pulang deh.Wakaka kerasa banget waktu tuh berharga, coba kalo akunya lebih pagi berangkatnya, kan bisa lebih lama mainnya.
Oyaa pulangnya aku sama temenku pisah di Manggarai, entah siapa yang salah. aku naik kereta tujuan ke Duri yang normalnya lewatin Tanah Abang, eh kok keretanya balik lagi ke arah Jakarta Kota haha. Jadilah aku turun di stasiun Juanda dan balik ke Manggarai.

Hari keempat: Pulang!
Seharian aku cuma mainan hp sama sesekali baca Rentang Kisah. Jam 1 aku mandi dan beberes, setelah ashar aku cus ke stasiun padahal keretanya jam 9 tapi aku mengantisipasi kalau2 krl penuh sama orang pulang kerja.. Dan yaaa for the first time in forever aku gak telat, bahkan sampai stasiun besarnya jam 5. haha
Makan, main hape, baca novel dilakukan demi membunuh waktu. Jam 8 udah bisa boarding dan langsunglah aku antri, masuk dan sampai kereta.. hm belum rejekinya, ternyata satu bangku dan sebrangku laki-laki semua. Seketika menyesali karena milih kursi dipojok yang ternyata antar bangkunya sempittt! aku kira bangkunya macem joglokerto yang super lega :(
Sepanjang perjalanan aku kebanyakan tidur, dan sisanya memindahkan posisi kaki, kekiri, kekanan, disila, begitu bolak balik. pegel banget rasanya, meskipun bisa selonjor tapiii... 11 jam duduk woy! haha

Dan kemudian aku menghabiskan minggu di rumah. bermalas-malasan, padahal niatnya mau ini itu haha.

Makasih Jakarta! pertama kali ngetrip sendiri, dan rasanya asik, bikin pengen liburan *siapa juga yang gak suka liburan, woy!*

ps: foto-fotonya menyusul!

Selasa, 04 Juli 2017

Berantakan

"Makanya apa apa diseleksi, salah pilih kan jadinya" pekik ibu sembari menyelesaikan cucian piringnya.
kemudian... "pranggg" terdengar suara gaduh yang berasal dari rantang, kali ini memang tak sengaja terlepas dari tangannya.
Biasanya, di jam seperti ini ibuku sudah menggerutu sambil melakukan pekerjaan rumah di area dapur. Entah mencuci perabotan sisa makan semalam, merendam pakaian yang padahal sudah ada mesin untuk mencuci, atau sedang menyiapkan beberapa gelas teh hangat dan gorengan.

Oya, ibuku memang biasa memarahi anak-anaknya sembari melakukan ini dan itu. Akupun sudah hapal, dan kalau bunyi-bunyian dirasa terlalu berisik aku akan kembali ke kamar, menutup pintu dan menghibur diri. Atau menangis.

Apakah memang banyak ibu versi seperti ibuku ini ya? Akupun tak paham. Yang kutau teman-temanku bahagia selalu, mendapat perhatian dan kasih sayang, atau bagi mereka yang kurang beruntung karena orang tuanya berpisah setidaknya bisa bersenang-senang dengan uang saku yg mereka dapat dari orang tuanya. Mereka terlihat bahagia.

Aku? ahhh, kamu lihat saja badanku yang kurus kering ini, tak ada gairah untuk makan, entah terlalu banyak mikir hal-hal gak penting, atau memang tak memiliki nafsu makan yang baik kalau di rumah. Dan yang pasti aku ngirit orangnya. Jadi seleraku yang suka dengan makanan cita rasa tinggi + uang saku tipis sangat mendukungku memiliki badan seperti sekarang.

Ah ya, aku harus segera kembali ke tanah rantau, meneruskan pekerjaanku, menggalaukan nasibku, sekaligus kabur dari hiruk pikuk yang membuat dada sesak.

Sampai jumpa!


- Aisyah, 22 tahun yang selalu menolak tua